Traversing Cultures memberikan penekanan pada isu tarik-menarik antara budaya global dan lokal. Keduanya telah menempa identitas kita yang memiliki banyak sisi dalam proses keseharian yang tidak berujung. Kebudayaan telah membentuk kehidupan kita melampaui batas fisik dan mendorong ketertarikan dan pemahaman lebih lanjut akan identitas kultural. Fenomena ini tidak hanya melahirkan identitas kebudayaan yang baru namun juga mendorong kekuatan penciptaan dalam bentuk ekspresi artistik. Pameran ini menangkap gagasan multikultural yang mempengaruhi konsep kelokalan sekaligus intepretasi akan figur mitologi yang masih hidup dalam kekinian.
Dua kelompok seniman mengartikulasikan nilai-nilai budaya yang berbeda dalam percampurannya membentuk hibriditas. Indieguerillas, kelompok seniman dari Yogyakarta, dikenal dari minat mereka akan cerita rakyat dan telah diakui kemampuannya melalui efek visual dan eksperimen inter-media pada karya-karyanya. ThedeoMIXBLOOD, kelompok seniman yang juga dari Yogyakarta, telah terlibat dalam eksperimen pada berbgai produksi artistik dengan karakteristik yang ekspresif, naif, dan hiperbola. Kedua kelompok ini mengeksplorasi ekspresi artistik mereka yang unik dengan menggunakan metafora yang tumpang tindih sehingga menyusun figur mitologi yang tidak teridentifikasi seperti ditampilkan dalam karyanya yang menciptakan percampuran kekal dari bagian-bagian yang tidak berhubungan. Dengan menampilkan karya dari seniman-seniman ini, pameran ini hendak menegaskan bahwa nilai-nilai tradisional terus hidup bersama dengan kita di masa kini sebagai nilai-nilai kebaruan.
Traversing Cultures emphasizes on mutual attraction of both global and local culture. Both aspects have forged our multifaceted identity in a never-ending process of everyday lives. Cultural influence affects us in ways beyond the physical and encourages further understanding and interest in cultural identity. This phenomenon not only stimulates birth of a new cultural identity, but also drives the force of creation in artistic expression. This exhibition captures the notion of multicultural influence on local conception as well as interpretation on mythical figures that still exist in present times.
Two artist groups articulate the values of different cultures as they are blended and blurred into a hybrid. Indieguerillas, a duo artist group from Yogyakarta, is interested in folklore known for their proficiency at visual effects and inter-media experimentation in their works. ThedeoMIXBLOOD is also a duo art group from Yogyakarta, engaged in experimentation of various artistic productions with expressive, naïve, and hyperbole characteristics. Both groups explore their unique artistic expression using overlapping metaphors and composing mythical and unidentifiable figure as shown in their work that creates an everlasting blend of the unrelated parts. By showcasing works of these artists, this exhibition confirms that old and traditional values continue to live with us in present times as the values of the new.
Presenter : Center for Art and Design (C4AD), Surya University
Sponsor : Galeri Indonesia Kaya
Tanggal : 8 April – 30 April, 2014
Tempat : Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia West Mall 8th Floor, Jakarta
Seniman : Indieguerillas, ThedeoMIXBLOOD
Kurator : Jeong-ok Jeon
ACARA
Pembukaan:
Selasa, April 8, 07:00 pm – 09:30 pm di GIK
Artists Talk:
Selasa, April 8, 08:00 pm – 09:00 pm di GIK
Kuliah Umum:
Kamis, April 24, 03:00 pm – 05:00 pm at Auditorium, GIK
“Glokal Metal: Baurnya Batas Antara Black Metal dengan Warisan Budaya Jawa”
oleh Yuka D. Narendra, S.Sn., M.Hum. (Peneliti, Surya University)
* Semua acara terbuka untuk umum