Powder Room memaparkan jukstaposisi visual antara galeri dan sekitarnya secara gamblang. Dalam sebuah ruangan kecil yang memiliki peruntukkan fungsional seperti ruang rias atau ruang ganti acapkali terjadi perbincangan dan pergunjingan antar individu. Dialog mengenai penampilan dan kecantikan melengkapi imaji ruangan yang identik dengan gender feminim yang dipilih oleh Tamara Pertamina. SPACE: Galeri Pasar hendak membawakan pameran seni rupa kontemporer dalam bentuk etalase dengan meminjam konsepsi tersebut. Powder Room menampilkan karya dari Tamara Pertamina yang berupa rangkaian tali rafia dan kantong plastik yang membentuk rancangan gaun bak fesyen haute couture dengan cermin yang terpampang di dinding dalam konsep ruang rias. Bahan plastik yang digunakan seniman seakan mengingatkan bahwa ada ruang artifisial pada penampilan seseorang. Powder Room mempermainkan kesan pandangan pertama mengenai hasrat akan komoditi gaun yang terpajang, yang melalui cermin juga merefleksikan identitas yang ingin ditampilkan oleh seniman. Pakaian merupakan hal pertama yang tampak dari seseorang sehingga menjadi label identitas dan gender. Oleh karena itu pakaian tak ubahnya sebuah etalase, dipakai untuk memperlihatkan apa yang ingin dipandang oleh orang lain.
Tentang Seniman
Tamara Pertamina
Lahir di Tasikmalaya tahun 1989, Tamara yang belajar berkarya secara informal telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seni rupa dan performance di berbagai kota di Indonesia. Sebagian kegiatan yang telah diikutinya adalah: Bandung New Emergence Vol.5 , Different Thing We Talk About di Jakarta, Gertrude Contemporary #BanyakBanyak Project di Yogyakarta. Ketertarikan Tamara pada isu gender berangkat dari pengalaman personalnya, namun ia juga mengeksplorasi isu-isu sosial yang terjadi di sekitarnya.
Photo taken by Yulian Ardhi.